Woi.. Keluar dari PKS yuk!!

Standar

Ternyata semua Partai Politik (Parpol) di bumi pertiwi ini sama saja, mereka semua sama di isi oleh manusia, jamaah manusia bukan malaikat. Tidak ada yang berbeda dengan itu. Yang membedakan hanya kualitas, kiprah dan kekuatan iman manusia didalamnya. Dunia politik selalu saja menjanjikan banyak hal yang menggiurkan. Dunia yang satu ini seperti tidak pernah sepi dari pemberitaan. Satu demi satu tabirnya terus terkuak. Skandal video porno, tidur saat sidang atau korupsi merupakan sajian menu utamanya, tidak hanya dilegislatif tetapi juga dieksekutif. Terkadang letih melihat caruk-maruk negeri ini, seperti tak ada ujungnya.

Beberapa saat lalu di negeri para nabi, berhembus sosok yang memberikan angin segar dan berjuta harapan buat rakyatnya. Sosok itu adalah Presiden Mursi, Presiden  pertama mesir yang menang secara demokratis. Contoh presiden yang setiap gerak-geriknya membuat kita terperangah, kagum dan tentunya merindukan sosok pemimpin seperti itu. Bayangkan saja, Presiden Mursi tidak mau mengambil gajinya. Ia menyumbangkan gajinya untuk pembangunan negaranya, sementara Presiden kita malah sibuk meminta naik gaji. Ketika iring-iringan Presiden Mursi melewati jalan umum, tidak menimbulkan kemacetan dijalanan. Berbeda sekali dengan indonesia, jangankan seorang Presiden, pembantu presiden sekalipun acap kali membuat pengguna jalan gerah. Baru ingat kalau ada 3 (tiga) orang pembantu presiden itu ada yang berasal dari PKS, ditambah lagi, kalau tidak salah ada juga beberapa Gubernur, Walikota atau Bupati dari partai dakwah ini yang sudah dikuasai. Tapi… Sedih dan mulai berembun rasanya hati ini. Kenapa kesederhanaannya tidak tampak atau diberitakan? Apakah Harapan itu memang benar masih ada?

Sempat berfikir untuk pergi dan teriak kesemua orang, “Woi… Keluar dari PKS yuk!!” untuk apa kita disini? Ini partai udah enggak benar. Para kadernya sudah jumawa dengan kekuasaan yang diberi. Coba lihat betapa Heroiknya Menteri BUMN, Dahlan Iskan dengan sepatu sederhananya, Naik ojek buat rapat kabinet, atau coba kita lihat Jokowi yang luar biasa berhasil memimpin Solo. Hampir semua masyarakat solo bersedih saat Jokowi berencana meninggalkan solo. Ia begitu dicintai masyarakatnya. Sekali lagi, dimana para kader-kader PKS? Apa memang enggak ada di PKS yang seperti Presiden Mursi, atau kalaupun kejauhan minimal seperti Dahlan Iskan dan Jokowi-lah. Ada Gak?? Ternyata memang TIDAK ADA. Maksudnya tidak hanya ada satu atau dua. Tetapi di PKS masih ada banyak orang-orang seperti mereka, di PKS banyak yang sederhana dan luar biasa tapi PKS bukanlah partai yang memiliki Media Electronic, sehingga tentu ini bukanlah berita menarik makanya tidak ada yang mau meng-ekspose, sehingga kita tidak pernah tahu.

Salah satu kader terbaik PKS adalah Ustd. Hidayat Nur Wahid. Banyak cerita tentang kiprah beliau. Ia adalah sosok negarawan yang memang layak menjadi bagian untuk memimpin Negeri Indonesia Raya ini. Kesederhanaan beliau bukan hanya ditampakkan sebagai pencitraan saat Pilkada saja, tapi sudah jauh dari dahulu beliau lakukan. Pernah Sekitar Tahun 2007, Pak Dayat, panggilan akrab Ust. Hidayat Nur Wahid menjadi salah satu narasumber di sebuah kampus negri di Jawa Tengah. Kapasitas beliau saat itu adalah sebagai ketua MPR. Dialog yang berlangsung hangat tiba-tiba senyap dan terhenti ketika ada bunya Handphone.Tit..tit..tit..tit, seketika hadirin dan para wartawan terhenyak dan para jurnalis segera mengambil gambar dan mendekat ke arah sumber suara yang ternyata adalah bunyi HP dari Pak Dayat. Seorang Ketua MPR, dengan Hand Phone sangat sederhana dan terkesan Jadul.

Dan Cerita tentang Hanphone Pak Dayat ini pun berlanjut, seperti diceritakan Ust. Cahyadi Takariawan “Sangat banyak kisah kehidupan keseharian pak Hidayat. Salah satunya saya dapatkan dari seorang teman yang pernah menjadi asisten beliau saat menjadi Ketua MPR. Teman ini bercerita, suatu ketika diminta pak Hidayat membelikan lem alteco. Tanpa bertanya kegunaan lem tersebut, sang asisten langsung pergi membelikan. Setelah lem diserahkan ke pak Hidayat, sang asisten penasaran, digunakan untuk apa lem tersebut. Maka diam-diam ia mengintip ke ruang kerja pak Hidayat.

Betapa terkejut sang asisten menyaksikan pak Hidayat menggunakan lem tersebut untuk memperbaiki casing HP beliau yang retak karena terjatuh. Ia tidak menyangka, seorang politisi senior, seorang Ketua MPR, masih mengurus casing HP yang pecah. Bukan membeli casing baru, atau membeli HP baru, namun membeli lem untuk memperbaiki casing yang pecah.  Kejadian seperti ini tentu tidak menarik untuk diberitakan dimedia.

Coba kita bertanya kepada orang yang melihat langsung Pak Hidayat di tempat-tempat umum. Sering para penumpang pesawat merasa terkejut ketika melihat Pak Hidayat naik pesawat yang sama di kelas ekonomi. Pak Hidayat juga menolak menggunakan mobil Volvo sebagai kendaraan dinas dari negara. Beliau memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri, Toyota Kijang tahun 2002.Pak Hidayat adalah pejabat tinggi yang mau tidur di lantai beralas tikar. Beliau melakukannya setiap kali mengunjungi ibunda di Dusun Kadipaten Lor, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten Jawa Tengah. ”Mas Nur tidak mau tidur di hotel”, kata Septi Swastani Setyaningsih adik bungsu Pak Hidayat yang memanggil kakaknya Mas Nur itu. Pak Hidayat memilih tidur di rumah sederhana seluas 15 m x 10 m yang ditempati Nyonya Siti Rahayu, 70 tahun, ibunda beliau. Tidak ada pernik kemewahan di dalamnya. Ruang tamu hanya diisi satu meja kursi. Di ruang keluarga hanya ada televisi 14 inchi. Dan kejadian seperti tentu bukan berita yang menarik untuk dikemas dimedia.

Mari kita flashback lagi ketika gempa mengguncang jogya dan menewaskan ribuan jiwa. Ada kisah yang yang tentunya tidak terlupakan disana. Siang yang terik itu tak mengurangi antusiasme warga Pleret Bantul berkumpul di lapangan Pleret. Apa yang membuat mereka begitu antusias mendatangi lapangan? Hari itu, ada tamu istimewa yang hadir ke desa mereka di Pleret Bantul. Tamu itu adalah Hidayat Nur Wahid, yang saat itu menjabat sebagai Ketua MPR. Pak Hidayat akan berkunjung ke desa yang terkena dampak gempa sangat parah di Jogya sekaligus peletakan batu pertama pembangunan rumah bantuan dari donatur. Masyarakat begitu merindukan kehadiran pejabat negara yang memang juga berasal dari daerah yang dekat dengan lokasi mereka. Menurut berita, Keluarga beliau yang di Klaten juga terkena musibah gempa.

Siang makin terik, masyarakat tak juga melihat ada tanda-tanda seorang pejabat negara datang. Tiba-tiba saja, bunyi mikrophone dari tengah lapangan berbunyi.

“Yang Terhormat, Ketua MPR, Bapak Hidayat Nur Wahid selamat datang di desa kami.”

Suara pembawa acara sudah bergema sampai terdengat sekitar 25 m dari tempat acara yang berada di tengah lapangan.

“Loh, sudah datang, toh. Kapan datangnya?”

“Sudah lima belas menit lalu, Pak” yang lain menimpali pertanyaan seorang bapak tua yang dari tadi menunggu kedatangan Ketua MPR itu.

“Loh, biasanya ada sirine dan banyak polisi toh. Lah, ini seperti tidak ada apa-apa.”

Bapak tua itu heran karena biasanya selalu ada kehebohan kendaraan pengawal dan rombongan pejabat lainnya yang mengiringi. Ternyata Pak Hidayat menaiki mobil biasa tanpa pengawalan. Bahkan Camat Pleret sampai tergopoh-gopoh mengejar Pak Hidayat karena keduluan ketua MPR datangnya.

Acara diadakan di tengah lapangan. Para pejabat disediakan kursi empuk sementara warga hanya duduk lesehan beralaskan tikar. Ketika giliran Pak Hidayat memberi sambutan, beliau kemudian turun dari kursinya dan duduk lesehan.

“Maaf bapak Ibu, bukannya saya tidak menghargai, supaya kita lebih dekat. Saya duduk nggih.” Begitulah perkataan yang bisa ditangkap dari obrolan beliau dengan warga dalam bahasa jawa yang sangat halus. Akhirnya pejabat dan tokoh masyarakat yang mendampingiUstd Hidayat ikut lesehan. Jadilah kursi empuk yang disediakan panitia jadi kosong melompong.

Subhanallah, tentu kita kagum dengan sikap sederhana beliau. Datang tidak mau merepotkan dan ketika diberi fasilitas beliau memilih fasilitas yang sama dengan warga. Lagi-lagi, kejadian seperti ini tidak pernah masuk pemberitaan media massa. Kehidupan beliau sangat sepi dari publisitas. Beliau melakukan segala aktivitas secara alami, tanpa kemasan branding, atau menyewa konsultan untuk memperbaiki penampilan atau membayar media planner untuk mengatur tampilan beliau di media. Semua berjalan sangat alami, tanpa sentuhan entertainment. Pemimpin seperti inilah yang sebenarnya dirindukan oleh negara ini. Pernah di Konsolidasi Kader Se-Jakarta Utara, Pak Hidayat pernah berujar terkait pencalonannya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. Banyak para pengamat dan tokoh di negara ini yang mengatakan kenapa saya bersedia menerima amanah ini dari Partai, inikan namanya turun gunung. Dengan santai Pak Hidayat menjawab, “Saya tidak sama sekali turun gunung karena selama ini saya tidak merasa pernah naik gunung”. Sungguh, sangat beruntung bila warga jakarta mendapat sentuhan kesederhanaan pemimpin seperti ini. Ingin rasanya berteriak sekali, Woi.. Ayuk keluarrrr.. kita usahakan Pak Hidayat benar-benar jadi Gubernur DKI Jakarta!! Allahuakbar 3 x !!

Oleh: Hudhafah As-Sahmi

[Dari berbagai sumber]

About hudhafah as sahmi

Aku adalah aku. Dimana-mana tetap aku. Jangan sampai orang tahu, bahwa aku adalah aku. Aku adalah seorang anak manusia yang terlahir kedunia, ia menangis menjerit dan orang-orang disekitar tertawa. Berharap dipenghujung usia, pergi dengan wajah tersenyum dan orang-orang disekeliling sedih atas kepergiannya. Ini harapku. Hidupku menjadi lebih hidup karena kumpulan harapan-harapan itu....

Satu tanggapan »

  1. Semoga doa2 para kader dan para simpatisan yanh menyadarkan ummat ttg krisis politik negri ini, jdikan sebagai semangat untuk ttp berjuang dlm PKs. Seperti kejadian setahun yang lalu, cobaan itu bukan meruntuhkan pks, tapi malah membangkitkan semangat gak cuma dari dalam pks tpi juga dari luar. Alhamdulillah yg tadinya jd hater dan para cuke yg gk tau pks jd mencari tau dan banyak diantara mereka yg menemukan kebenaran di sana.. Allahuakbar !!!

  2. Terlalu! Mursi Tutup Terowongan Gaza-Mesir dengan Air

    Para pejabat Mesir dan Palestina mengatakan pasukan Mesir membanjiri terowongan akses Gaza ke Mesir. Akibatnya, warga kedua wilayah tersebut tidak dapat lagi menyelundupkan makanan dan logistik melalui terowongan yang penuh dengan air tersebut.

    Ini merupakan bukti terbaru bahwa Presiden Mursi terus mengkhianati kaum Muslim Gaza dan hanya berusaha untuk menjaga keamanan Yahudi. Pasalnya, jaringan terowongan merupakan urat nadi vital bagi warga Gaza.

    Diperkirakan sekitar 30% dari seluruh komoditas dari Mesir diangkut melalui terowongan itu sehingga mampu meringankan dampak buruk dari blokade Israel terhadap Muslim Gaza, Palestina.

    Pal-tahrir.info, Kamis (14/2) memberitakan kejadian ini dengan menyatakan meskipun Mursi datang dengan membawa slogan Islam dan reformasi, kenyataannya Mursi tidak berbeda dengan penguasa rezim sebelumnya, Mubarak, dalam komitmennya terhadap keamanan Yahudi; menutup terowongan, membantai para mujahid di Sinai, sungguh-sungguh mencegah masuknya senjata ke Gaza, dan memperkuat blokade yang jelas haram dalam pandangan syariah Islam!

  3. Sebagai pengetahuan bagi kita semua : Bukti bahwa Indonesia masih terjajah salah satunya adalah akan segera di bangun Markas Militer & Intelijen Amerika di Jantung Ibu kota Jakarta. Pembangunan gedung Kedubes Amerika Serikat berlantai 10 ini bisa di manfaatkan untuk kegiatan militer dan intelijen. Ini sebenarnya bahaya bagi indonesia.

    Gedung Kedubes Amerika ini yang letaknya bersebelahan dengan kantor Wakil Presiden RI di jalan Merdeka Selatan rencananya akan di pugar total serta di rancang setinggi 10 lantai dan seluas 36.000 meter (3,6 hektar).

    Ini benar-benar gila, Pemerinta, para pejabat, partai-partai islam, dan yang lainnya semuanya kok pada diam ya. Malah ada indikasi Pemerintah Indonesia mempersilahkan Negara ini untuk di jajah oleh Negara-Negara asing/ Kafir.

    Sempat terbersit pertanyaan dalam diri saya: Sebenarnya ini Negara Indonesia apa negara Amerika sih?
    kalo ini negara Indonesia kenapa Undang-Undang yang ada di negara ini sesuai dengan kepentingan asing?.
    Kalo memang Indonesia ini berdaulat kenapa kekayaan alam Indonesia bisa seenaknya di keruk dan di kuasai oleh Negara-2 asing? Sementara rakyat indonesia sebagian besar miskin dan kekurangan makan.
    Pemerintah itu membela siapa, membela rakyat atau membela penjajah/asing?

    Lantas untuk apa mereka kita pilih? Kalau hanya untuk membela kepentingan penjajah/ asing?

    Innalillahi waa Innaailaihi roojiuun. Pemerintah telah mati nuraninya.

  4. Di era penjajahan saat ini Indonesia semakin terpuruk, dengan keterpurukan yang luar biasa. Tidak ada lagi kemerdekaan Indonesia saat ini.

    Seharusnya kita sedih & menangis untuk Indonesia saat ini (bukan malah ikut-ikutan pesta demokrasi), karena menurut pengamatan saya siapapun pemenangnya baik itu orang islam/ muslim atau non islam, di pastikan akan mementingkan penjajah/ asing.

    Tetapi walaupun sedih kita harus tetap semangat berjuang untuk mengusir penjajah/ kekuasaan asing di Indonesia saat ini.

    • Yup, tentu belum menjadi kemenangan Islam, karena orang seperti antum yang mengaku umat Islam aja gk mendukung perjuangan Presiden Mursi.

  5. menurut informasi dari berbagai media internasional. Mursi sebenarnya di bawah bayang-bayang Militer.. Militer memangkas kekuasaan presiden, menolak peran kepala negara sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. ini termuat didalam deklarasi militer pada tanggal 17 juni 2012. ada beberapa poin yang isinya bahwa yang berkuasa adalah Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) jadi bukan presiden yang berkuasa.

    oleh karena itu tidak akan ada perubahan yang berarti bagi umat Islam, jadi kita belum bisa bangga ini.

  6. banyak sekali ayat didalam al-Quran yang di akhiri dengan printah/seruan umat islam untuk berfikir. Allah memrintahkn kita supaya berfikir dalam kehidupan ini dalam hal apa pun, termasuk salah satunya adalah berpolitik.

Tinggalkan komentar