Mudah Mendapatkan, Susah Menjaga

Standar

Mempertahankan dan menjaga apa yang sudah kita miliki nggak semudah ketika kita berusaha untuk mendapatkannya. Yah, jauh lebih sulit “Menjaga” daripada “Mendapatkan”. Saat kita menginginkan sesuatu, awalnya kita berusaha sekuat tenaga agar bisa mendapatkannya. Perlu peluh keringat, melakukan segala daya dan upaya, menyusun strategi jitu, terus dan akan terus melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang menjadi harapan. Tapi ketika kita sudah memilikinya, terkadang kita mulai lupa, acuh bahkan seolah tak peduli dengan apa yang sudah kita miliki. Terkadang kita lupa bahwa ia begitu sulit untuk kita dapatkan dahulunya. Terkadang kita acuh sebab bisa jadi sudah banyak hal lainnya yang sudah kita dapatkan. Sehingga kita melupakan apa yang sudah kita dapatkan dahulu.

Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersekutukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Q.S. Al-Anfal: 63]

Mendengar surat cinta-Nya itu, mengingatkan masa-masa indah saat awal-awal bertemu dengan banyak sahabat, berjuang dalam cita besar, berjibaku dalam mimpi dikehidupan langit, memperbanyak saudara-saudari untuk berhimpun disatu barisan, dan belajar tentang pahit getir kehidupan, sungguh luar biasa. Mengingat kelu dan canggungnya saat pertama kalinya memanggil diri dengan sebutan ‘ana’, dan istilah-istilah lainnya yang biasa saja sih tapi punya effect yang luar biasa. Lucu. Tapi begitu indah, dan akan menjadikan hari-hari selalu biru. Jalinan suasana akrab, saling mengingatkan, berlomba-lomba dan ritual cipika-cipiki.. (hehehe.. ^_^ ). Semua itu bukan terbangun semata keinginan kita tapi Ia-lah yang menyatukannya. Bukan jalinan yang dibuat-buat atau berpura sehingga hambar dan kering makna, tapi itulah berkah langit. …niscaya kamu tidak dapat mempersekutukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…

Waktu berlalu dan tahun berganti, saudara dan sahabat kian bertambah. Sibuk semakin menumpuk. Banyak yang sudah terpisah jarak. Berbeda jalan pandang. Tetapi hidup mesti terus berlanjut dan kedepan yang masih disana mesti selalu ingat: Keep everything that you already have, treat it as well as possible…

Rasulullah mengatakan, ”Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah.”

Para sahabat lantas bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”

Rasulullah saw. pun bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab (kekeluargaan) dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.”

Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Yunus: 62).

Image

Manusia terbaik adalah yang selalu berusaha membuat orang lain senang. Lakukanlah walaupun kamu harus meninggalkan mereka dan sendirian…

 

Bumi bertuah, 14 April 2014

Oleh: Hudhafah As-Sahmi

About hudhafah as sahmi

Aku adalah aku. Dimana-mana tetap aku. Jangan sampai orang tahu, bahwa aku adalah aku. Aku adalah seorang anak manusia yang terlahir kedunia, ia menangis menjerit dan orang-orang disekitar tertawa. Berharap dipenghujung usia, pergi dengan wajah tersenyum dan orang-orang disekeliling sedih atas kepergiannya. Ini harapku. Hidupku menjadi lebih hidup karena kumpulan harapan-harapan itu....

Tinggalkan komentar